Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia disebut sebagai makhluk yang
berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya
untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu
hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu
berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak
menyandang gelar manusia berbudaya. Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni. Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan
dan menjawab tantangan hidupnya. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya.
Manusia menjalani hidup sesuai dengan adab-adab yang diterapkan di lingkungan
sekitar. Oleh karenanya, manusia harus bersosialisasi dan memenuhi adab-adab
yang telah disosialisasikan oleh orang-orang sebelumnya. Orang-orang yang tidak
menjalankan atau menentang adab yang berlaku akan dianggap manusia yang biadab.
Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan peradaban, terjadilah evolusi
budaya yang menyebabkan beberapa problematika yang harus kita kaji dan pikirkan
bersama solusinya.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya
dan beradab?
2.
Apa yang dimaksud manusia yang beradab dan
biadab?
3.
Apa saja problematika manusia sebagai makhluk
berbudaya dan beradab?
C. Tujuan
1. Mengetahui
lebih dalam hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya dan beradab.
2. Mengetahui
perkembangan manusia sebagai makhluk yang beradab.
3. Mengetahui
problematika yang bergulir berkaitan dengan manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab.
D. Mengetahui
dan merancang solusi dari problematika yang timbul berkaitan dengan manusia
sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Pengertian kebudayaan menurut para ahli
1.
EB Taylor,
Primitive Culture, 1871
Kebudayaan
adalah keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum,
adapt, serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai
anggota masyarakat.
2.
Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan
berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh
kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya
guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib
dan damai.
3.
Robert H Lowie
Kebudayaan
adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup
kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian
yang diperoleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan
masa lampau yang didapat melalui pendidikan formal atau informal
Kebudayaan
adalah keseluruhan warisan social yang dapat dipandang sebagai hasil karya yang
tersusun menurut tata tertib teratur, baik berupa kebendaan, kemahiran teknik,
pikiran dan gagasan, kebiasaan, nilai-nilai tertentu, organisasi tertentu, dsb
(Ensiklopedia Umum).
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Manusia
Secara bahasa, manusia berasal dari kata“manu” (Sansekerta),
“mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal
budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah, manusia dapat diartikan
sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok
(genus) atau seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia
merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi
seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan,
setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika,
tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan.
B. Pengertian
Budaya dan Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata Sansekerta “Buddhayah “ , yang
merupakan bentuk jamak dari kata
“Buddhi” yang berarti budi atau akal.
Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan
dengan budhi atau akal”. Daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa. Culture,
merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal
dari kata latin “colere” yang berarti mengolah atau mengerjakan (Mengolah tanah
atau bertani). Dari asal arti tersebut yaitu “colere” kemudian “culture”
diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan merubah
alam. Kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa dan karsa.
Budaya adalah suatu cara
hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang
rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni.
Kebudayaan adalah sesuatu
yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan
yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni,
dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
C. Manusia
Sebagai Makhluk Budaya
Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang
berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya
untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu
hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu
berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak
menyandang gelar manusia berbudaya.
Berbudaya merupakan kelebihan manusia dibanding mahluk lain.
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya,
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Oleh karena itu
manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya
di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki,
menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar
bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan akal
budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan
Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab
tantangan hidupnya. Kebudayaan merupakan perangkat yang ampuh dalam sejarah
kehidupan manusia yang dapat berkembang dan dikembangkan melalui sikap-sikap
budaya yang mampu mendukungnya. Banyak pengertian tentang budaya atau
kebudayaan. Kroeber dan Kluckholn (1952) menginventarisasi lebih dari 160
definisi tentang kebudayaan, namun pada dasarnya tidak terdapat perbedaan yang
bersifat prinsip
Berbeda dengan binatang, tingkah laku manusia sangat fleksibel.
Hal ini terjadi karena kemampuan dari manusia untuk belajar dan beradaptasi
dengan apa yang telah dipelajarinya. Sebagai makhluk berbudaya, manusia
mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya
maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya.
Kebudayaan
mencerminkan tanggapan manusia terhadap kebutuhan dasar hidupnya. Manusia
berbeda dengan binatang, bukan saja dalam banyaknya kebutuhan, namun juga dalam
cara memenuhi kebutuhan tersebut. Kebudayaanlah yang memberikan garis pemisah
antara manusia dan binatang .
Ketidakmampuan manusia untuk bertindak instingtif diimbangi oleh
kemampuan lain yakni kemampuan untuk belajar, berkomunikasi dan menguasai
objek-objek yang bersifat fisik. Kemampuan untuk belajar dimungkinkan oleh
berkembangnya inteligensi dan cara berfikir simbolik. Terlebih lagi manusia
mempunyai budi yang merupakan pola kejiwaan yang di dalamnya terkandung
dorongan-dorongan hidup yang dasar, insting, perasaan, dengan pikiran, kemauan
dan hubungan yang bermakna dengan alam sekitarnya dengan jalan memberi
penilaian terhadap obyek dan kejadian.
D. Hakikat
kodrat manusia itu adalah :
1.
Sebagai individu yang berdiri sendiri
(memiliki cipta, rasa, dan karsa).
2.
Sebagai makhluk sosial yang terikat kepada
lingkungannya (lingkungan sosial, ekonomi, politik, budaya dan alam), dan
3.
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Perbuatan-perbuatan baik manusia haruslah sejalan dan sesuai dengan hakikat
kodratinya.
Manusia dipandang mulia atau terhina
tidak berdasarkan aspek fisiologisnya. Aspek fisik bukanlah tolak ukur bagi
derajat kemanusiaannya. Hakikat kodrati manusia tersebut mencerminkan
kelebihannya dibanding mahluk lain. Manusia adalah makhluk berpikir yang
bijaksana (homo sapiens), manusia sebagai pembuat alat karena sadar
keterbatasan inderanya sehingga memerlukan instrumen (homo faber), manusia
mampu berbicara (homo languens), manusia dapat bermasyarakat (homo socious) dan
berbudaya (homo humanis), manusia mampu mengadakan usaha (homo economicus),
serta manusia berkepercayaan dan beragama (homo religious), sedangkan hewan
memiliki daya pikir terbatas dan benda mati
cenderung tidak memliki perilaku dan tunduk pada hukum alam.
Manusia juga harus bersosialisasi
dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial.
Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan
ketuhanan. Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai
“motivator” terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah
memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan
memberi nilai manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa
pada umumnya.
Kebudayaan yang diciptakan dan
dimiliki oleh manusia mencerminkan pribadi manusia sebagai mahluk ciptaan yang
paling sempurna diantara yang lainnya. Kebudayaan yang terus berkembang di
kehidupan bermasyarakat dapat menjadi suatu tolak ukur dalam melihat betapa
berbudayanya masyarakat di dalam suatu Negara.
Dengan demikian dapat kita katakan
bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan menentukan kualitas kebudayaan
dari suatu negara tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan
menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari
pendidikan suatu bangsa.
§ Nilai-Nilai
Kebudayaan
Nilai-nilai
budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat,
lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan,
kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat
dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang
akan terjadi atau sedang terjadi.
ü
.Etika
Istilah
etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ‘ethos’ yang berarti adat
kebiasaan atau akhlak yang baik. Etika adalah ilmu tentang kebiasaan perilaku
yang baik . Kebudayaan merupakan induk dari berbagai macam pranata yang
dimiliki manusia dalam hidup bermasyarakat. Etika merupakan bagian dari
kompleksitas unsur-unsur kebudayaan. Ukuran etis dan tidak etis merupakan
bagian dari unsur-unsur kebudayaan. Manusia membutuhkan kebudayaan, yang
didalamnya terdapat unsur etika, untuk bisa menjaga kelangsungan hidup. Manusia
yang berbudaya adalah manusia yang menjaga tata aturan hidup.
ü
Estetika
Estetika
adalah ilmu yang menelaah dan membahas aspek-aspek keindahan sesuatu, yaitu
mengenai rasa, sifat, norma, cara menanggapi, dan cara membandingkannya dengan
menggunakan penilaian perasaan
Istilah
Estetika dipopulerkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1714 – 1762) melalui
beberapa uraian yang berkembang menjadi ilmu tentang keindahan.(Encarta
Encyclopedia 2001, 1999) Baumgarten menggunakan istilah estetika untuk
membedakan antara pengetahuan intelektual dan pengetahuan indrawi.
Berbudaya,
selain didasarkan pada etika juga terkandung estetika di dalamnya. Jika etika
menyangkut analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan
tanggung jawab, estetika membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan
bagaimana seseorang bisa merasakannya .
Manfaat
nilai etika dan estetika kebudayaan bagi kehidupan masyarakat adalah menyadari
bahwa mempertahankan dan menyelamatkan kebudayaan suatu daerah atau bangsa
harus diletakkan di paling awal .
ü
Moral
Moral
adalah kebiasaan berbuat baik. Orang dikatakan bermoral apabila dapat
mewujudkan kodratnya untuk berbuat baik, jujur, dan adil dalam tindakannya.
Problematika kebudayaan
Kebudayaan mengalami dinamika seiring
dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan, dan adanya
budaya dari luar yang teradang kita langsung menerima dan menerapkan pada diri
dan kehidupan kita tanpa berfikir panjang dengan resiko efek ke kebudayan kita
sendiri. Ini lah beberapa contoh problematika kebudayaan:
1. Hambatan
budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
2. Hambatan
budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi atau sudut pandang.
3. Hambatan
budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
4. Masyarakat
yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
5. Sikap
etnosentrisme.
6. Perkembangan
IPTEK
Manusia sebagai makhluk beradab
Pengertian adab menurut bahasa ialah
kesopanan, kehalusan dan kebaikan budi pekerti dan akhlak. Adapun menurut M. Sastra Praja, adab yaitu
tata cara hidup, penghalusan atau kemuliaan kebudayaan manusia. Sedangkan menurut istilah, adab ialah “Adab ialah suatu ibarat tentang pengetahuan
yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah”.
Manusia beradab adalah yang
berpendidikan, sopan, dan berbudaya yang berahlak, berkesopanan dan berbudi
pekerti halus. Peradaban berasal dari kata ‘adab’ yang berarti kesopanan,
kehormatan, budi bahasa dan etiket. Peradaban dapat diartikan pula hasil
perkembangan budaya yang ciri khas milik sesuatu masyarakat, tahapan yang
tinggi pada skala evolusi budaya mengacu pada perbedaan antara manusia beradab
terhadap mereka yang biadab. Istilah
peradaban juga digunakan untuk menyebut kebudayaan yang mempunyai sistem
teknologi, seni bangunan, seni rupa, system kenegaraan, dan ilmu pengetahuan
yang maju dan kompleks.
Manusia beradab karena dalam jiwanya dilengkapi dengan akal,
nurani, dan kehendak.:
1. Akal
berfungsi sebagai alat pikir dan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Nurani
berfungsi sebagai alat merasa, menentukan kata hati dan sumber kesenian.
3. Kehendak
berfungsi sebagai alat memutus, menentukan kebutuhan, dan sumber kegunaan.
Masyarakat yang beradab dapat
didefinisikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi
pekerti. Atau dapat pula diartikan sebagai masyarakat yang santun dan telah
maju tingkat kehidupan lahir batinnya.
Orang yang tidak beradab adalah orang
yang tidak mempedulikan adab (kesopanan). Orang yang bertingkah laku, bertutur
kata, dan berpakaian yang tidak sesuai dengan norma masyarakat maupun norma
agama, maka orang tersebut dapat dikatakan sebagai orang yang tidak beradab.
Kehilangan tata karma dan mengerjakan segala sesuatu berdasarkan keinginan
nafsu, tak bisa memimpin diri sendiri, tak beretika, dan membiarkan diri tetap
terpuruk dalam kekurangajaran.
Manusia tak beradab, berpendidikan
tinggi, namun tak punya kuasa untuk menyetir akal, dan hanya bisa menjadi budak
hawa nafsu. Mengetahui perihal yang baik namun lebih memilih untuk menjadi
manusia yang hina. Harga diri dipertaruhkan hanya untuk memuaskan nafsu, harga
diri bukan lagi menjadi barang mahal,
harga diri dalam kesendirian maupun di ruang publik tidak ada lagi
perbedaannya. Semua adalah tempat untuk pemuasan nafsu.
Peradaban adalah sebuah istilah yang
digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian atau unsur kebudayaan yang dianggap
halus, indah dan maju. Konsep kebudayaan adalah perkembagan kebudayaan yang
telah mencapai tingkat tertentu yang tercermin dalam tingkat intelektual,
keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada masyarakatnya. Kebudayaan
bersifat dinamis. Oleh sebab itu ia dapat mengalami perubahan atau pergeseran.
Faktor utama dalam perubahan ini adalah adanya globalisasi.
1.
Globalisasi Sebagai Fenomena dalam Peradaban
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia
yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses
manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi
mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh
aspek penting kehidupan.
2.
Peradaban Di Indonesia
Problematika peradaban di Indonesia yang timbul akibat globalisasi
diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting-
kehidupan sosial. Akibat perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi
transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia. Peristiwa transkultural
seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita.
Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan
nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Dengan teknologi informasi yang
semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi banyak alternatif tawaran
hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika
dibandingkan dengan kesenian tradisional kita.
Dampak Globalisasi Bagi
Peradaban Manusia
1.
Dampak Positif
o
Perubahan Tata Nilai dan Sikap adanya
modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan
sikapmasyarakat yang semua irasional menjadi rasional
o
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmupengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih
mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
o
Tingkat Kehidupan yang lebih Baik Dibukanya
industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang
canggihmerupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan
taraf hidup masyarakat.
2.
Dampak Negatif
o
Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan
industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakatmelimpah.
Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak
pilihan yang ada.
o
Sikap Individualistik
Masyarakat
merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak
lagimembutuhkanorang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa
mereka adalah makhluk sosial
o
Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak
semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia.Budayanegatif yang
mulaimenggeser budayaasli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua,
kehidupan bebasremaja,dan lain-lain.
o
Kesenjangan Sosial
Apabila
dalam suatu komunitasmasyarakathanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti
arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara
individudengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan
kesenjangansosial
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang
berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya
untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu
hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu
berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak
menyandang gelar manusia berbudaya.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Problematika kebudayaan dan peradaban timbul akibat globalisasi
diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting-
kehidupan sosial. Akibat perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi
transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia.
B. Saran
Jadikanlah makalah ini sebagai pedoman untuk
meningkatkan motivasi belajar yang lebih tinggi lagi. Khususnya bagi generasi muda adalah calon sarjana,
jadi anda harus mempunyai wawasan yang luas dan berintelektual tinggi.
Sebaiknya pembaca lebih banyak mempelajari tentang manusia sebagai makhluk budaya, serta manusia sebagai individu dan makhluk
sosial.
Lebih banyak mempelajari maka akan lebih menguasai tentang manusia sebagai makhluk budaya , serta
manusia sebagai individu dan makhluk sosial.
Daftar Pustaka
Dra. Elly M. Setiady, M.Si, Drs. H. Kama A. Hakam, M.Pd. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.
A.A. Sitompul.1993. Manusia dan Budaya, Jakarta: Gunung Mulia.
Fib.unair.ac.id
Fib.unair.ac.id
Komentar
Posting Komentar